DI BALIK JENDELA
Babak 1
Suasana
ditaman. Satu bangku memanjang, dua bangku, dan meja ditengah-tengah.
Bunga-bunga berjejer rapi.
Tika duduk sambil memangku wajahnya di atas meja. Ia
bersikap acuh tak acuh dengan perdebatan teman-temannya.Tampak Joni, Inggit,
dan Sarah bersemangat memperdebatkan pendapat mereka tentang perempuan. Joni
kelihatan penuh keringat dengan memegang bola basket.
JONI
Perempuan itu
tugasnya ya memang di dapur.
SARAH
Bok yo. Iku jaman biyen. Sekarang sudah
jaman now.
(Sarah tampak kesal. Ia menatap Joni sengit.
Sedangkan, Joni hanya tersenyum seolah-olah meremehkan.)
INGGIT
Iya Jon. Menurut
buku yang aku baca. Perempuan juga sudah setara dengan laki-laki. (Inggit membenarkan kacamatanya.)
JONI
Setara apaan?
Gue (dengan suara menekankan) tetep
gak terima.
SARAH
Dasar radikal (Sarah ingin memukul Joni. Tetapi, ia
ditahan oleh Inggit dan Tika)
JONI
Sekarang,
ngomong tentang kenyataan aja deh. Gini nggit, gue tau lo pinter karena hobby
lo yang suka baca literasi. Terus, gue tau lo gak terima dengan ocehan gue
karena lo sendiri sudah merasakan gimana jadi perempuan yang mandiri
sepenuhnya.
Sarah dan Inggit menatap Joni penasaran. Bahkan,
Tika ikut-ikutan menatapnya.
JONI
Tapi, lihat deh yang disebelah lo (menunjuk
Tika, Tika tampak tak nyaman ditunjuk seperti sedang diremehkan) emang dia
perempuan yang dimaui kartini?
Semuanya menatap ke arah Tika. Sarah dan Inggit
menatapnya prihatin. Tika tampak risih. Ia membenarkan tempat duduknya lalu
memainkan Hp yang sedari tadi didepannya.
JONI
Dia gak suka
baca buku, manja, suka main hp saat pelajaran dikelas, ngerengek-ngerengek gak
jelas. Dan yang paling unik, dia gak punya hobby.
Tika berdiri. Ia membanting hpnya didepan teman-temannya.
Ia menatap Joni kesal. kemudian ia menatap teman-temannya yang lain. Ia sangat
kecewa dengan tatapan meremehkan dari Joni, tatapan kasihan dari Inggit, dan
tatapan tak suka dari Sarah.
Tika mengambil tasnya lalu pergi. Ia berlari dengan
wajah memerah menahan kesal, malu, dan marah.
Lampu mati
Babak
2
Tika
menangis diatas kasurnya. Ia melampiaskan semua kekecewaannya kepada
teman-temannya. hidungnya merah, wajahnya sembab. Sebuah bantal guling dalam
kartun Doraeman menutupi wajahnya.
Ibunya
masuk kedalam kamarnya. Ia tampak prihatin dengan keadaan puterinya. Ia duduk
di samping puterinya. Ia mengelus-elus wajah puterinya.
IBU
Kenapa kamu
menangis? (tanya ibu dengan penuh kasih)
TIKA
Aku kesal bu.
Aku dihina sama teman-teman.
IBU
Kenapa?
Meong-meong.
Terdengar suara kucing didepan kamar Tika. Tampaknya
kucing itu sedang kesakitan.
Tika keluar membuka jendela. Ia kasihan melihat
kucing itu. kemudian ia keluar dari kamarnya. Ibunya mengikuti Tika dari luar.
Tika membantu kucing itu yang terjebak diselokan.
Tika tampak tulus menolong kucing itu. Ia
mengelus-elus kucing kecil tersebut. ibu tersenyum melihat Tika.
IBU
Tika. (memanggil
nama Tika)
Tika menoleh
menatap ibu. Ia tampak bertanya-tanya kenapa namanya dipanggil.
IBU
Kamu tidak usah
marah jika diremehkan oleh teman-temanmu. (tersenyum)
Tika tampak tak
mengerti.
IBU
Kamu istimewa
sayang. (Kata ibu sambil tetap tersenyum)
Tika
Aku tidak
mengerti bu.
IBU
Sekalipun anak
ibu kekanakan. Anak ibu manja. Anak ibu tidak punya hobby yang menonjol. Tapi sebenarnya,
kamu punya hobby istimewa sayang.
TIKA
Aku tetap tidak
mengerti bu. (mengerutkan keningnya)
IBU
Kamu punya hati
yang bersih sayang (memegang dada puterinya). Kamu tidak segan-segan menolong
orang lain. Sekarang kamu menolong kucing, kemarin anak kecil yang kehilangan
ibunya, lusa Feby meminta boneka kesayangan kamu dan kamu kasih karena gak tega
liat dia menangis. Kamu istimewa sayang. Anak ibu yang punya kelebihan.
Tika terharu. Ia menatap ibunya lalu memeluknya. Ia
sayang sekali dengan ibunya. Ibunya selalu mempunyai sesuatu yang bisa buat ia
tersenyum.
Lampu
mati secara perlahan. Terdengar lagu “kasih ibu” yang semakin kencang.
TAMAT